Bupati Klaten Sri Mulyani tengah menjadi sorotan karena masalah foto dirinya di hand sanitizer yang disumbangkan. Selain itu, komentarnya di masa lalu juga sempat jadi sorotan. Seperti apa?
Kini trending karena foto di hand sanitizer, komentar Bupati Klaten di masa lalu juga turut menjadi buah bibir & dikritik Nama Bupati Klaten Sri Mulyani atau Yani Sunarno sedang jadi sorotan netizen. Bermula dari unggahan foto seorang netizen di Twitter.
Di akun Twitter tersebut, ditunjukkan bantuan untuk warga yang diberikan oleh Bupati Klaten Sri Mulyani. Salah satu barang bantuan berupa hand sanitizer, terdapat sticker foto Sri Mulyani. Hal ini menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Netizen menganggap tindakan sang Bupati tidak pantas untuk dilakukan. Bahkan disebut sebut bantuan hand sanitizer sebenarnya berasal dari Kementerian Sosial, bukan Pemerintah Kabupaten Klaten. Tindakan Bupati Klaten tersebut dianggap sekalian 'kampanye'.
Masih jadi trendingnya sang bupati ternyata memang perilakunya yang dianggap tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Jauh sebelum permasalahan handsanitizer, ia berkali kali diingatkan oleh netizen agar tak kebablasan. Salah satunya olehComica Standup Gilang Baskara.
Runner up Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV itusempat membuat video berbau sarkasme terhadap Bupati Klaten. Soal imbauan menjaga jarak. Bupati malah membagikan masker gratis dari atas mobil bak terbuka hingga masyarakat berdesak desakan. Netizen yang berkomentar seperti itu, kata Gilang Baskara, sungguh tidak paham.
Itu merupakan bentuk kepedulian pemimpin daerah terhadap masyarakatnya. Mereka bersedia kena penyakit (corona) turun ke lapangan berbaur dengan masyarakat untuk membagikan masker gratis. Bahkan saat ada yang protes, Bupati Klaten membalas via instagram dengan bilang
"Saya sudah Bupati Mas bro, tak ada batas memberikan himbauan dan pelayanan pada masyarakat. Lihat Betapa pedulinya dia dalam kesehatan masyarakat. Bahkan sampai tidak mempedulikan kesehatannya sendiri. Bupati luar biasa.
Bupati Klaten pun dianggap tidak paham konteks, tidak paham omongan orang lain, atau memang tidak memiliki kemampuan untuk memahami Misal atas pertanyaan agar hindari kerumunan, bukan ciptakan kerumunan seperti bagi bagi masker di pasar. Maka sang bupati menjawabnya: Maka sasaran saya pasar yang selalu banyak orang…dengan himbauan agar setelah pulang dari pasar langsung mandi.
Bupati KlatenSri Mulyani (Yani Sunarno) jadi trending dengan hastag yang tak enak di baca #BupatiKlatenMemalukan. Gara garanya diduga karenaStiker bergambar foto Bupati Sang Bupati Yani Sunarnobotol hand sanitizer. Padahal botol untuk pencegahan merebaknya virus corona tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Sosial.
Memberikan bantuan emang harus ada fotonya gitu ya, ucap salah seorang pemilik akun twitter seperti dibawah ini. Masalahnya, membicarakan sosok Bupati Klaten seperti membicarakan sosok yang suka pamer diri. Dalam setiap bantuan atau kegiatan yang dilakukan seolah mesti ada fotonya.
Misalnya saat memberi bantuan dalam rangka mengawali ibadah Ramadan, sang bupati pamer foto dirinya memberi bantuan sembako dalam kardus. Nah kardus tersebut berisi foto lengkap dirinya menggunakan seragam kebesaran seorang Bupati. Mengawali ibadah puasa ramadhan kali ini, ikhtiar bersama2 cegah penyebaran virus Corona 19 di Kab. Katen. Smoga bisa meringankan di tengah wabah covid 19
Seorang pemilik akun mengatasnamanak Warga Klaten (@mahasiswaYUJIEM) menulis: #BupatiKlatenMemalukan menjadi trending topik adalah bentuk kekecewaan masyarakat Klaten kpd Bupati yg justru menyalahgunakan jabatan. Lihat sj dr setiap tweet tdk ada unsur kesamaan seperti pola BuzzerRp. Memang jarang sekali warga Klaten berani berbicara, dan kali ini meledak Mantan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif. Dalam cuitannya, ia mempertanyakan kebenarannya.
"Jika gambar ini betul: Ini contoh yang mengambil kesempatan kampanye di tengah wabah COVID 19. Contoh conflict of interest akut dan bupati tanpa rasa malu. Bantuan @KemensosRI ditempeli foto diri sendiri," tulis Syarif di akunnya @LaodeMSyarif, Senin (27/4). Salah seorang netizen pun mention ke akun Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk menegusrnya. Sang Gubernur yang sesama politisi PDIP pun segera menegurnya dengan mention ke akun sang Bupati Klaten@YaniSunarno.
Tak lama kemudian muncul klarifikasi dari Bupati Klaten Yani Sunarno. Berikut tiga cuitan klarifikasinya. Kpd seluruh netizen, Saya sampaikan terimakasih atas saran, kritik dan masukannya Berkaitan dgn bantuan handsanitizer kpd masyarakat, Saya sampaikan permohonan maaf atas kesalahan yg terjadi di teknis lapangan. Yani Sunarno @YaniSunarno Tidak ada maksud menumpangi atau mengambil keuntungan pribadi, karena selain mendapat bantuan dr kemensos, saya jg membuat bantuan handsanitizer sendiri yg memang ada stiker dr saya. Yani Sunarno @YaniSunarno Sedangkan untuk bantuan sembako yg saya serahkan di kantor DPC adalah dana pribadi saya selaku ketua DPC PDI P kab klaten.
Sekali lagi saya sampaikan permohonan maaf atas peristiwa yg tdk mengenakan ini. Sri Mulyani lahir diKlaten,4 Mei1977 (umur 42 tahun). Ia adalahBupati Klatenyang menjabat pada periode 2017–2021.
Sri Mulyani dilantik sebagai Bupati Klaten setelahSri Hartinidiberhentikan sebagai Bupati karena kasus korupsi. Sebelumnya, ia menjabat Wakil Bupati sejak tahun 2016. Sri Mulyani adalah IstriSunarnayang merupakan mantanBupati Klatendua periode tahun 2005 2015.
Pada tanggal 5 Januari 2017, Kementerian Dalam Negeri menunjuk Sri Mulyani sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Klaten, karena Bupati Sri Hartini ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan suap Kemudian pada tanggal 27 November 2017, Sri Mulyani resmi dilantik sebagai Bupati Klaten periode 2017 2021.[4] Sri Mulyani yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Klaten ini memang digadang gadang akan kembali mencalonkan sebagai petahana di Pilkada Klaten.