Uncategorized

Cara Hidup Virus Corona (Covid-19), Dapat Bertahan di Cuaca Panas

Sejak 31 Desember 2019 hingga saat ini, Sabtu (21/3/2020), wabah virus corona atau Covid 19 semakin meluas dengan total menjangkit 166 negara dan 275.429 kasus terkonfirmasi, berdasarkan data real time CSSE Johns Hopkins University. Sementara itu, melansir sehatnegeriku.kemkes.go.id per Jumat (20/3/2020), di tanah air sebanyak369 pasien positif ternfeksi virus corona atau Covid 19. Lalu bagaimana virus corona dapat menular dna menyebar luas hingga menjadi pandemi?

Cara hidup virus corona atau Covid 19 ini dapat menyebar dari orang ke orang dan dapat bertahan di cuaca dingin maupun panas. Melansir , virus corona dapat menyebar secara cepat dari orang ke orang. Seorang yang berada di dekat pasien infeksi cenderung akan tertular.

Penularan melalui tetesan batuk atau bersin dari pasien positif corona. Tetesan tersebut dapat masuk ke mulut, hidung, atau mata orang yang berada di dekatnya, atau mungkin akan terhirup dan masuk paru paru. Namun, transmisi melalui udara dari orang ke orang dalam jarak jauh tidak mungkin.

"Permukaan datar dan permukaan keras lebih ramah terhadap virus daripada permukaan kain atau kasar," jelas Kurizkes dikutip dari . Kurizkes menjelaskan, makanan mungkin bukan risiko utama penyebaran virus corona. Itu karena sebagian besar infeksi dari virus corona baru dimulai dengan sistem pernapasan, bukan pada saluran pencernaan.

Jadi infeksi virus ini dimulai dengan menempel di tangan yang kemudian tangan itu digunakan untuk menyentuh mata, hidung, dan mulut. Melansir , COVID 19 telah terdeteksi pada tinja beberapa pasien yang didiagnosis positif. Meski demikian, jumlah virus yang dilepaskan dari tubuh dalam tinja, berapa lama virus ditumpahkan, dan apakah virus dalam tinja menular tidak diketahui.

Risiko penularan COVID 19 dari tinja orang yang terinfeksi juga tidak diketahui. Namun, risikonya diperkirakan rendah berdasarkan data dari wabah sebelumnya terkait virus korona. Melansir , berdasarkan bukti, virus COVID 19 dapat ditularkan di semua area, termasuk daerah dengan cuaca panas dan lembab.

Cara terbaik untuk melindungi diri dari COVID 19 adalah dengan sering membersihkan tangan. Melansir , tdak ada alasan bahwa cuaca dingin dapat membunuh virus corona baru atau penyakit lainnya. Suhu tubuh manusia normal tetap sekitar 36,5 derajat celcius hingga 37 derajat celcius, terlepas dari suhu eksternal atau cuaca.

Melansir , virus corona dapat bertahan hidup di permukaan keras (plastik dan stainless) hingga 72 jam. Sementara itu, virus ini dapat bertahan hidup hingga 24 jam ketika menempel di kardus. "Virus ini memiliki kemampuan untuk tetap hidup selama berhari hari," tulis James Lloyd Smith, asisten profesor ekologi dan biologi evolusi di University of California, Los Angeles di jurnalnya.

Selain itu, virus ini bisa bertahan sekira empat jam jika menempel di permukaan berbahan tembaga. Demam hingga batuk kering merupakan gejala paling umum pasien infeksi virus corona atau Covid 19. Mengutip Business Insider , gejala pertama virus corona tidak pasti terlihat setelah seseorang terinfreksi.

Lauren Ancel Meyers seorang ahli epidemiologi di University of Texas di Austin menjelaskan, pasien tipikal mungkin terinfeksi tanpa menunjukkan gejala selama lima hari atau lebih. Begitu gejala muncul, mereka bisa mirip dengan pneumonia. Sementara itu, sebuah studi terhadap hampir 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan mengidentifikasi pola khas gejala yang terkait dengan COVID 19.

Sekitar 99% pasien mengalami suhu tinggi, sementara lebih dari setengahnya mengalami kelelahan dan batuk kering. Sekitar sepertiga juga mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas. Pasien demam.

Mungkin juga mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil mungkin mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya. Pasien mungkin mengalami kesulitan bernafas.

Terutama jika mereka lebih tua atau memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Ini adalah berapa lama, rata rata, sebelum pasien dirawat di rumah sakit, menurut penelitian Universitas Wuhan. Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah (15 persen, menurut CDC China) mengembangkan sindrom gangguan pernapasan akut, penyakit yang terjadi ketika cairan memenuhi paru paru.

ARDS sering kali berakibat fatal. Jika pasien memiliki gejala yang memburuk, mereka kemungkinan besar dirawat di ICU. Pasien pasien ini mungkin memiliki lebih banyak sakit perut dan kehilangan nafsu makan daripada pasien dengan kasus yang lebih ringan.

Hanya sebagian kecil yang meninggal dunia. Rata rata, orang yang sembuh dari virus dikeluarkan dari rumah sakit setelah 2 1/2 minggu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *