Berikut ini soal dan jawbaan lengkap SD kelas 4 6 dalam program Belajar dari Rumah TVRI. Program Belajar dari Rumah TVRI pada Rabu, 13 Mei 2020 hari ini untuk SD kelas 4 6, akan membahas tentang mengenal masyarakat Bugis Makassar. Terdapat 3 soal dalam materi mengenal masyarakat Bugis Makassar.
1. Menurutmu, apa saja kehebatan orang Bugis Makassar pada masa lalu berdasarkan tayangan tadi? 2. Bagaimana cara membuat Perahu Pinisi? Ceritakan dengan singkat kepada keluargamu! 3. Apa yang bisa kita teladani dari Bapak Muhammad Djafar, pembuat perahu Pinisi? Mengapa?
Masyarakat Bugis terkenal dengan mengarungi Samudera / Lautan dari daerah satu ke daerah lainnya. Orang Bugis menguasai pesisir Sumatera mulai dari bagian timur sampai pesisir selatan. Orang Bugis mengendalikan kegiatan perdagangan Selat Malaka dengan menguasai jalur pelayaran di Selat Malaka hingga ke pesisir utara wilayah Kalimantan.
Orang Bugis merupakan penguasa lautan yang dihormati dan disegani oleh para pedagang, para pelaut, bahkan bajak laut juga hormat kepada orang Bugis. Perahu Pinisi dibuat menggunakan kayu jati dan kayu mahoni Kayu Jati dan kayu Mahoni dikumpulkan setiap tanggal 5 dan tanggal 7 setiap bulannya (tanggal 5 berarti rezeki yang sudah ada di tangan dan tanggal 7 berarti selalu mendapatkan rezeki ).
Perahu Pinisi yang pertama kali dibuat adalah Badan Perahu Pinisi terlebih dahulu. Penggabungan kayu tidak menggunakan perekat lem maupun paku. Penggabungan kayu untuk menyatukan semua bagian Perahu Pinisi menggunakan Pasak kayu sisa pembuatan Perahu Pinisi.
Kayu Pondasi bangunan Perahu Pinisi harus mengharap ke arah timur laut. Digunakan 2 kayu Pondasi ( Lunas ) dalam pembuatan Perahu Pinisi. Pondasi bagian depan melambangkan laki laki dan dilarung ke laut untuk penolak keburukan dan simbol kesiapan mencari nafkah.
Pondasi bagian belakang melambangkan perempuan dan disimpan dirumah. Umur hampir 90 dan ia tetap mempertahankan membuat perahu bersama anak anaknya. Ia menambahkan membuat perahu bukanlah tiruan tapi turunan.
Hingga umur hampir 90 tahun ia tetap menjaga tradisi membuat perahu pinisi. Sekolahnya tidak tamat SD tapi beliau mempunyai pemikiran yang sangat luas dan menjadi kebanggaan bisa memamerkan perahu pinisi ditingkat internasional. Dikutip dari Pedoman Belajar dari Rumah Melalui TVRI yang dirilis Kemendikbud, berikut hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu meningkatkan kompetensi literasi anak dari melihat tayangan:
1. Dampingi anak ketika sedang menyimak tayangan, kemudian minta anak untuk mengkomunikasikan ide, gagasan, maupun perasaan sendiri, baik lisan maupun tertulis, dari tayangan tersebut. Selanjutnya, orang tua perlu mendengarkan, membaca apa yang disampaikan anak, dan memberi umpan balik berupa tanya jawab, diskusi dan pujian. 2. Lakukan diskusi dengan anak terkait hasil tulisannya.
Perhatikan tema, topik, gagasan, atau ide yang dirasa belum pas dan beri waktu kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya dan memperbaiki tulisannya. Jika orang tua mengalami kesulitan, bisa diskusi bersama keluarga dan guru. 3. Mintalah anak untuk membacakan hasil tulisannya.
Perhatikan cara duduk, jarak dari buku ke mata, posisi sikap yang baik, dan intonasi pembacaan. Selanjutnya, bersama sama orang tua dan anak menyimpulkan bacaan. Berikut hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu meningkatkan kompetensi numerasi anak dari melihat tayangan:
1. Berusahalah untuk mendampingi anak menyaksikan tayangan hingga selesai. Dengan menyimak tayangan bersama anak, orang tua diharapkan ikut memahami materi yang disampaikan. 2. Ajaklah anak berdiskusi kebermanfaatan tayangan yang disaksikan.
Berilah motivasi untuk penyelesaian tugas yang diberikan dengan memeriksa kembali apa yang sudah dikerjakan anak. 3. Untuk tugas yang rumit atau perlu penyelesaian, arahkan anak untuk mencari referensi lainnya dari buku. Jika memungkinkan, berdiskusilah dengan guru jika anak membutuhkan bimbingan lebih lanjut.
4. Mintalah anak membacakan hasil karya yang ditulisnya dan berikan komentar seputar penyampaian dan komunikasi yang digunakan. Berikan penghargaan untuk karya yang sudah dibuat anak.