Korea Selatan berjanji akan melarang aktivis yang menerbangkan leaflet anti Pyongyang di perbatasan. Pengumuman itu dikeluarkan hanya berselang beberapa jam setelah adik Kim Jong Un, yaitu Kim Yo Jong mengancam akan membatalkan perjanjian militer bilateral dengan Seoul jika aktivitas itu masih dilakukan. Kim Yo Jong, adik sang diktator yang juga sebagai penasihat utama, mengeluarkan peringatan setelah leaflet propaganda yang disembunyikan dalam 500 ribu balon, dikirim melalui perbatasan oleh sejumlah pembelot Korea Utara, Guardian melaporkan.
Selebaran itu berisi ancaman nuklir, menurut kantor berita Yonhap. Pesan sebelumnya juga berisi catatan yang mengkritik hak asasi manusia di rezim itu. Menurut Reuters, Kim Yo Jong memperingatkan tentang kemungkinan pembatalan perjanjian militer antar Korea 2018 yang menghilangkan ancaman perang.
Ia mengatakan bahwa perjanjian itu hampir tidak ada nilainya. Ia juga memperingatkan bahwa Pyongyang akan menarik diri dari proyek industri Kaesong dan menutup kantor penghubung bersama di kota perbatasan Utara kecuali jika Seoul menghentikan kegiatan propaganda tersebut. Selebaran anti DPRK yang berjudul "Defectors from the North" telah dibuang di sepanjang sisi utara zona demiliterisasi yang dijaga ketat.
DPRK, atau Republik Rakyat Demokratik Korea, adalah nama resmi Korea Utara. "Jika tindakan dengan niat jahat seperti itu dilakukan di depan mata kita dan dibiarkan untuk mengambil jalannya sendiri dengan dalih 'kebebasan individu' atau 'kebebasan berekspresi', pemerintah Korea Selatan harus menghadapi fase terburuk segera," ujar Kim Yo Jong dalam sebuah pernyataan yang ditulis oleh kantor berita negara KCNA. Menanggapi pernyataan itu, seperti yang dilansir NY Post, seorang juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan antar Korea, akhirnya menyerukan penghentian selebaran tersebut.
Kim Yo Jong secara resmi menjabat sebagai wakil direktur Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa. Ia juga menjabat secara tidak resmi sebagai kepala staf Kim Jong Un. Kim Yo Jong merupakan politisi Korea Utara yang lahir pada 26 September 1987.
Kim Yo Jong merupakan adik dari presiden Korea Utara, Kim Jong Un, Keduanya dikatakan memiliki hubungan dekat. Kim Yo Jong lahir dari pasangan Kim Jong il dan istrinya, Ko Yong Hui.
Dikutip dari Wikipedia.org , Senin (27/4/2020), Kim Yo Jong memiliki hubungan dekat dengan sang kakak, Kim Jong Un, karena keduanya pernah belajar bersama di Swiss dari 1996 hingga 2000. Kim Yo Jong merupakan anggota alternatif dari Politbiro (Biro Politik). Selain itu, ia juga menjabat sebagai wakil direktur Propaganda and Agitation Department dari the Workers' Party of Korea (Partai Buruh Korea) (WPK).
Banyak sumber yang menempatkan Kim Yo Jong sebagai kandidat terkuat sebagai pengganti Kim Jong Un. Dikutip dari Biography.com, Kim Yo Jong bergabung dengan Partai Buruh Korea (WPK) pada 2007. Ia menjadi sekretaris untuk ayahnya, Kim Jong il, hingga 2011.
Saat masa kecil, Kim Yo Jongmenghabiskan tahun tahun awalnya di kediamansang ibu, di Ch'angkwang Hill di Pyongyang tengah, bersama dua kakak laki lakinya. Pada 1996, Kim Yo Jong dikirim ke Swiss untuk melanjutkan pendidikannya. Dia menghadiri sekolah umum Liebefeld Hessgut dan kemudian bergabung dengan Kim Jong un di sekolah umum Liebefeld Steinholzli.
Keduanya terdaftar dengan nama samaran. Tidak ada yang diketahui tentang kegiatan Kim Yo Jong di tahun tahun setelah dia kembali ke Korea Utara pada 2000 atau 2001. Ada laporan ia lulus dari Universitas Kim Il sung Pyongyang pada 2007 dengan gelar ilmu komputer.
Di bawah pemerintahan kakaknya, Kim Yo Jong, menjadi direktur pelaksana Komisi Pertahanan Nasional sebelum mendapatkan pengangkatannya di Departemen Propaganda dan Agitasi pada akhir 2014. Dia menjadi anggota pengganti biro politik WPK tiga tahun kemudian, dan terpilih sebagai anggota Majelis Rakyat Tertinggi. Kim Yo Jong terpilih sebagai perwakilan untuk distrik Killimgil dalam pemilihan parlemen 2019.
Diamengeluarkan perintah pertamanya untuk semua unit perempuan Tentara Rakyat Korea pada akhir 2019. Maret berikutnya, ia merilis pernyataan publik pertamanya untuk membela kebijakan, menghukum Korea Selatan atas keluhan mereka tentang Korea Utara. Pada awal 2015, dilaporkan Kim Yo Jong menikah dengan Choe Song, putra dari letnan Kim Jong Un, Choe Ryong hae.